Aku Juga Seorang Manusia


"Aku juga seorang manusia", manusia biasa.....
kata yang selalu bisa menjadi tameng cukup tangguh untuk menyangkal berbagai macam pertanyaan, dan tuntutan,
ya.......tameng yang biasa digunakan untuk menhibur hati-hati para pendosa, dosanya manusia-manusia biasa.

Tapi terkadang,,,,aku berfikir, mungkin aku bukan jenis manusia biasa,,,Entahlah walaupun aku tak mau dikatakan Manusia aneh, dan aku selalu meyakinkan diriku, kalu aku juga manusia biasa seperti yang lainnya, Aku  selalu lihai dalam memecahkan segala masalah, bahkan terlalu pintar untuk membuatnya terbang dan mengambang, tak terselesaikan.
Aku tak ingat lagi berapa gudang perkara hidup yang berlalu begitu saja, perkara yang aku yakin Tuhan ingin aku kerjakan dan selesaikan, tapi ku biarkan, seolah tak pernah ada. Aku selalu menemukan cara untuk membuat masalah seperti tak pernah ada, lalu aku bisa tertawa dan berbahagia..........Hey, Saya yakin ini bukan bakat manusia biasa.

Aku sepertinya bukan jenis manusia biasa, aku seorang pendosa ulung, Tuhan pernah mengingatkan bahwa dosa besar untuk orang-orang yang tahu, dosa besar untuk orang-orang yang mengerti. Atau jangan-jangan aku memang tidak pernah benar-benar tahu, aku tidak pernah benar-benar mengerti, sehinga dosa dosa itu tetap saja datang menhampiri.
Aku berharap BENAR aku tidak pernah benar-benar tahu dan mengerti, sungguh aku takut, takut kalau ternyata aku sebenarnya seorang munafik, takut jika cinta sederhana ini, yang aku  anggap ada ternyata hanya palsu dan berpura-pura.

Terlalu banyak janji yang ingkar tak ditepati, janji pada diri, janji untuk dunia yang lebih baik, janji untuk akhir yang bahagia, janji untuk mereka, dan beberapa janji untuk semesta. sekarang Aku merasa seperti pembual luar biasa yang selalu bisa tertawa.

Jika benar aku bukan seorang manusia biasa,,,,,tapi di hadapanmu TUHAN,,,,,

Tolong maafkan,,,,,maafkan karna selalu terlambat meminta maaf, maafkan karna sedikitnya rasa penyesalan, maafkan karna meringankan perkara-perkara berat, maafkan karna sering lupa dan terlena.....maafkan karna aku terlalu sering menjadi MANUSIA TAK BIASA.



Comments

  1. Ungkapan yg sangat dalam, mas... kita memang bukan manusia biasa dlm arti yg positif. Dan lebih parahnya lagi, seringkali setelah memohon ampun kita masih melakukan lagi kesalahan tsb..

    ReplyDelete
  2. bener kang,,,kita terlalu sering menjadi manusia tak biasa....
    semoga tuhan masih memberi kesempatan...

    ReplyDelete
  3. nendang bang....
    hidu itu hanya aktivitas menunggu kematian,,
    kita harus menjalaninya dengan sebaik mungkin, menjadi manusia yang berguna...
    :D

    ReplyDelete
  4. setuju dengan neng +lulu wulandari
    hidup tak lebih dari sebuh jalan pulang......

    ReplyDelete
  5. wah, ndak bisa komen ni bang... soalnya 'aku banget, hahaaaa.....

    ReplyDelete
  6. eh ada kawan lama :D
    thanks buat kunjungannya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

10 Cara Efektif Mencegah Tawuran antar Pelajar

Download Terjemahan Kitab Al-Hikam

Kisah Mengharukan Sayyidina Umar bin Khattab ra.