Kisah Mengharukan Sayyidina Umar bin Khattab ra.

Kisah-Mengharukan-Sayyidina-Umar

Assalamaualaikum Wr. Wb.
UPDATE!!!

Kisah Umar menghukum anaknya karena zina telah disebut dalam kitab al-Maudhu’aat (Hadist-Hadits Palsu) karya Ibnu Jauzi. Lengkap teksnya sebagai berikut :

 عَنْ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ قَالَ: " كَانَتِ امْرَأَةٌ تَدْخُلُ عَلَى آلِ عُمَرَ أَوْ مَنْزِلِ عُمَرَ وَمَعَهَا صَبِيٌّ، فَقَالَ: مَنْ ذَا الصَّبِيُّ مَعَكِ؟ فَقَالَتْ: هُوَ ابْنُكَ، وَقَعَ عَلَيَّ أَبُو شَحْمَةَ فَهُوَ ابْنُهُ. قَالَ: فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ عُمَرُ فَأَقَرَّ. فَقَالَ عُمَرُ لِعَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: اجْلِدْهُ. فَضَربهُ عمر خمسين، وضربه على خمسين. قَالَ: فَأُتِيَ بِهِ. فَقَالَ لِعُمَرَ: يَا أَبَة قَتَلْتَنِي. فَقَالَ: إِذَا لقِيت رَبك عزوجل فَأَخْبِرْهُ أَنَّ أَبَاكَ يُقِيمُ الْحُدُودَ ".

Dari Sa’id bin Masruq, beliau berkata ada seorang perempuan selalu berulang-alik ke keluarga atau rumah Sayyidina Umar r.a. Bersamanya ada seorang anak bayi. Pada suatu hari Sayyidina Umar bertanya : “Anak siapakah bersamamu ini?” Perempuan itu menjawab, “Inilah cucu tuan, Abu Syahmah telah menyetubuhi saya sehingga melahirkan anak ini.” Sayyidina Umar memanggil anaknya Abu Syahmah dan bertanya beliau tentang perkara itu. Abu Syahmah mengaku. Lantas Sayyidina Umar memerintahkan Sayyidina Ali “Cambuklah Abu Syahmah, maka Sayyidina Ali mencambuknya sebanyak 50 kali, 50 cambukan lagi dilaksanakan oleh Sayyidina Umar sendiri. Kemudian Abu Syahmah dibawa ke hadapan Sayyidina Umar, Abu Syahmah berkata, “Ayah! Ayah telah membunuh saya.” Mendengar kata-kata anaknya itu Sayyidina Umar berkata, “Bila engkau bertemu Tuhanmu Azza wa Jalla, ceritakanlah kepada-NYA bahwa ayahmu telah melaksanakan hudud.”[1]

Mengomentari riwayat ini, Ibnu al-Jauzi mengatakan :
Hadits ini maudhu, yang telah dipalsukan oleh ahli-ahli cerita. Mereka mereka-reka di dalamnya dan mengulang-ulanginya dengan panjang lebar.”[2]

Imam al-Suyuthi mengatakan :
Riwayat ini maudhu’, yang telah dipalsukan oleh ahli-ahli cerita. Pada sanadnya terdapat seorang majhul, sementara Said bin Masruq pula adalah salah seorang murid A’masy. Bagaimana ia bertemu dengan Hamzah?” [3]

Al-Zahabi mengatakan : “Riwayat ini maudhu’, diriwayat dari Abi Ahwash Salam dari Sa’id bin Masruq secara munqathi’ (terputus sanad).[4]

Keterangan lebih jauh tentang kisah ini, bisa di baca dalam tautan berikut http://kitab-kuneng.blogspot.com/2013/09/benarkah-saidina-umar-pernah-menghukum.html
Pada kesempatan sebelumnya saya pernah menulis tentang 6 Wasiat Sayyidina Umar bin Khattab ra. Jika belum membaca silahkan dibaca terlebih dahulu.

Pada kesempatan ini saya ingin berbagi sebuah kisah yang cukup mengharukan Umar bin Khattab dengan salah satu putranya Abu Syahamah. Umar bin Khattab ra. adalah salah seorang khalifah yang terkenal dengan ketegasannya dalam memimpin, Beliau tidak pernah memandang bulu ketika hukum-hukum Allah haru dijalankan, termasuk keluarganya sendiri.
Sayyidina Umar mempunyai beberapa orang anak laki-laki, di antaranya ialah Abdul Rahman bin Umar. Ia juga terkenal dengan panggilan Abu Syahamah.
Untuk mengetahui biografi lengkap dari sayyidina Umar silahkan lihat biografi lengkapnya di wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Umar_bin_Khattab 

Suatu hari Abu Syahamah diuji oleh Allah dengan satu penyakit yang dideritainya selama kira-kira setahun. Berkat kesabaran dan usahanya akhirnya penyakit tersebut dapat disembuhkan. Sebagai rasa syukur dan tanda gembira terlepas dari ujian Allah ini, Abu Syahamah yang sudah lama tidak keluar rumah itu, menghadiri majlis jamuan besar-besaran di sebuah rumah perkampungan Yahudi atas jemputan kawan-kawannya yang juga terdiri daripada kaum Yahudi. Abu Syahamah dan kawan-kawannya berpesta sehingga lupa kepada larangan Allah dengan meminum arak sehingga mabuk.

Dalam keadaan mabuk itu, Abu Syahamah pulang melintasi pagar kaum Bani Najjar. Dia melihat seorang perempuan Bani Najjar sedang berbaring, lalu mendekatinya dengan maksud untuk memperkosanya. Ketika perempuan itu mengetahui maksud buruk dari Abu Syahamah tersebut, dia berusaha untuk melarikan diri sehingga berhasil mencakar muka dan merobek baju Abu Syahamah. Malangnya dia tetap saja tidak berdaya menahan Abu Syahamah yang sudah dikuasai oleh syaitan. Akhirnya terjadilah pemerkosaan tersebut.

Akibat pemerkosaan tersebut perempuan itu hamil. Setelah sampai masanya anak yang dikandung oleh perempuan itu pun lahir, lalu anak tersebut dibawa ke Masjid Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam untuk mengadap Amirul Mukminin untuk mengadukan hal kejadian yang menimpa dirinya. Kebetulan yang menjabat sebagai khalifah pada waktu itu ialah Sayyidina Umar ibnu Khattab.

"Wahai Amirul Mukminin, ambillah anak ini kerana engkaulah yang lebih bertanggungjawab untuk memeliharanya daripada aku."

Mendengar kenyataan tersebut, Sayyidina Umar bin Khattab ra. merasa terkejut dan heran. Perempuan itu berkata lagi: "Anak kecil ini adalah keturunan darah daging anak tuan yang bernama Abu Syahamah." Sayyidina Umar bertanya: "Dengan jalan halal atau haram?"

Perempuan itu dengan berani menjawab: "Ya Amirul Mukminin, Demi Allah yang nyawaku di tanganNya, dari pihak aku anak ini adalah halal dan dari pihak Abu Syahamah, anak ini haram." Sayyidina Umar semakin kebingungan dan tidak mengerti maksud perempuan Bani Najjar ini lalu menyuruh perempuan ini berterus terang.

Perempuan itu pun menceritakan kepada Sayyidina Umar peristiwa yang menimpa dirinya sehingga melahirkan anak itu. Sayyidina Umar mendengar pengakuan perempuan itu sehingga meneteskan air mata. Kemudian Sayyidina Umar menegaskan: "Wahai perempuan jariyah (jariyah adalah panggilan budak perempuan bagi orang Arab), ceritakanlah perkara yang sebenarnya supaya aku dapat menghukum perkara kamu ini dengan sebenar-benarnya dan seadil-adilnya."

Perempuan itu menjawab: "Ya Amirul Mukminin, penjelasan apa yang tuan kehendaki daripadaku? Demi Allah!, Sesungguhnya aku tidak berdusta dan aku sanggup bersumpah di hadapan mushaf al-Qur'an."

Lalu Sayyidina Umar mengambil mushaf al-Qur'an dan perempuan itu pun bersumpah dari surah al-Baqarah hingga surah Yassiin. Kemudian bertegas lagi: "Ya Amirul Mukminin, sesungguhnya anak ini adalah dari darah daging anakmu Abu Syahamah." Kemudian Sayyidina Umar berkata: "Wahai jariyah! Demi Allah engkau telah berkata benar." Kemudian beliau berpaling kepada para sahabat, katanya "Wahai sekalian sahabat Rasulullah, aku berharap kamu semua tetap di sini sehingga aku kembali."

Tak lama kemudian Sayyidina Umar datang lagi sambil membawa uang dan kain untuk diberikan kepada perempuan malang itu: "Wahai jariyah, ambillah uang sebanyak tiga puluh dinar dan sepuluh helai kain ini dan halalkanlah perbuatan anakku terhadapmu di dunia ini dan jika masih ada yang kurang, maka ambillah sewaktu berhadapan dengan Allah nanti." Perempuan itu pun mengambil uang dan kain yang diberikan oleh Sayyidina Umar lalu pulang ke rumah bersama-sama dengan anaknya.

Setelah perempuan itu pulang Sayyidina Umar bin Khattab ra. berkata kepada sahabat-sahabatnya: "Wahai sekalian sahabat Rasulullah, tetaplah kamu di sini sehingga aku kembali."

Sayyidina Umar terus pergi menemui anaknya Abu Syahamah yang ketika itu sedang menghadapi hidangan makanan. Setelah mengucap salam dia pun berkata: "Wahai anakku, kesinilah dan marilah kita makan sama-sama. Tidakku sangka inilah hari terakhirmu untuk kehidupan dunia."

Mendengar perkataan ayahnya itu, Abu Syahamah terkejut seraya berkata, "Wahai ayahku, siapakah yang memberitahu bahawa inilah hari terakhir bekalanku untuk kehidupan dunia? Bukankah wahyu itu telah putus setelah wafatnya Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam."

Kata Sayyidina Umar: "Wahai anakku, berkata benarlah sesungguhnya Allah Maha Melihat dan Dia tidak dapat dilihat dengan pandangan mata dan Dialah Maha Luas Penglihatannya." Sambung Sayyidina Umar lagi: "Masih ingatkah engkau, hari dimana engkau pergi ke satu majlis di perkampungan Yahudi dan mereka telah memberikan kamu minum arak sehingga kamu mabuk? Kemudian dalam keadaan mabuk kamu pulang melintasi perkampungan Bani Najjar di mana engkau bertemu dengan seorang perempuan lalu memperkosanya? Berkata benarlah anakku, kalau tidak engkau akan binasa."

Abu Syahamah mendengar kenyataan ayahnya itu dengan perasaan malu sambil diam membisu. Dengan perlahan beliau membuat pengakuan: "Memang benar aku lakukan hal itu, tapi aku telah menyesal di atas perbuatanku itu."

Sayyidina Umar menegaskan: "Tiada guna bagimu menyesal setelah berbuat suatu kerugian. Sesungguhnya engkau adalah anak Amirul Mukminin tiada seorang pun yang berkuasa mengambil tindakan ke atas dirimu, tetapi engkau telah memalukan aku di hadapan sahabat Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam."

Kemudian Sayyidina Umar memegang tangan Abu Syahamah lalu membawa ke tempat para sahabat yang sudah sekian lama menunggu.

"Mengapa ayahanda melakukan ini?" Tanya Abu Syahamah.

"Kerana aku mau tunaikan hak Allah semasa di dunia supaya aku dapat lepas daripada dituntut di akhirat kelak," jawab Sayyidina Umar bin Khattab ra. dengan tegas.

Abu Syahamah dengan cemas merayu: "Wahai ayahandaku, aku mohon dengan nama Allah, tunaikanlah hak Allah itu di tempat ini, jangan malukan aku di hadapan sahabat Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam."

Jawab Sayyidina Umar: "Engkau telah membuat malu dirimu sendiri dan engkau telah menjatuhkan nama baik ayahmu."

Ketika sampai di hadapan para sahabat mereka pun bertanya: "Siapakah di belakangmu wahai Amirul Mukminin?" Jawab Sayyidina Umar: "Wahai sahabatku, sesungguhnya di belakang aku ini adalah anakku sendiri dan dia telah mengaku segala perbuatannya, benarlah perempuan yang menyampaikan khabar tadi."

Kemudian Sayyidina Umar memerintah budaknya (hambanya): "Wahai Muflih, pukullah anakku Abu Syahamah, pukulah dia dengan rotan dia sehingga dia merasa sakit, jangan kasihani dia, setelah itu kamu aku merdekakan kerana Allah."

Muflih agak keberatan untuk melakukannya kerana khuatir tindakannya itu akan memberi mudharat kepada Abu Syahamah, tetapi terpaksa mengalah apabila diperintah oleh Sayyidina Umar. Tatkala dia memukul Abu Syahamah sebanyak sepuluh kali, kedengaranlah Abu Syahamah dalam kesakitan: "Wahai ayahandaku, rasanya seperti api yang menyala pada jasadku."

Jawab Sayyidina Umar: "Wahai anakku, jasad ayahmu ini terasa lebih panas dari jasadmu."

Kemudian Sayyidina Umar memerintah Muflih memukul sebanyak sepuluh rotan lagi. Berkata Abu Syahamah: "Wahai ayahandaku, tinggalkanlah aku supaya aku dapat mengambil sedikit kesenangan."

Jawab sayyidina Umar: "Seandainya ahli neraka dapat menuntut kesenangan, maka aku pasti akan berikan kepadamu kesenangan."

Setelah itu Sayyidina Umar menyuruh Muflih memukul Abu Syahamah sebanyak sepuluh rotan lagi. Abu Syahamah merayu: "Wahai ayahandaku aku mohon kepadamu dengan nama Allah, tinggalkanlah aku supaya aku dapat bertaubat."

Jawab Sayyidina Umar dengan pilu: "Wahai anakandaku, apabila selesai aku menjalankan hak Allah, jika engkau hendak bertaubat pun maka bertaubatlah dan jika engkau hendak melakukan dosa itu lagi pun maka lakukanlah dan engkau akan dipukul seperti ini lagi."

Selanjutnya Sayyidina Umar menyuruh Muflih memukul Abu Syahamah sebanyak sepuluh kali lagi.

Abu Syahamah terus merayu: "Wahai ayahandaku, dengan nama Allah aku mohon kepadamu berilah aku minum seteguk air."

Sayyidina Umar menjawab dengan tegas: "Wahai anakandaku, seandainya ahli neraka dapat meminta air untuk diminum, maka aku akan berikan padamu air minum."

Perintah Sayyidina Umar diteruskan dengan meminta Muflih memukul lagi sebanyak sepuluh rotan. Abu Syahamah mohon dia dikasihani: "Wahai ayahandaku, dengan nama Allah aku mohon kepadamu kasihanilah aku." Sayyid

ina Umar dengan sayu menjawab: "Wahai anakandaku, kalau aku kasihankan kamu di dunia, maka engkau tidak akan dikasihani di akhirat."

Sayyidina Umar selanjutnya memerintahkan Muflih memukul lagi sebanyak sepuluh kali sabetan. Abu Syahamah dengan nada yang lemah berkata: "Wahai ayahandaku, tak kasihankah ayahanda melihat keadaan aku begini sebelum aku mati?"

Sayyidina Umar menjawab: "Wahai anakandaku, aku akan heran kepadamu sekiranya engkau masih hidup dan jika engkau mati kita akan berjumpa di akhirat nanti." Sayyidina Umar terus memerintahkan Muflih memukul lagi sebanyak sepuluh rotan. Dalam keadan semakin lemah Abu Syahamah berkata; "Wahai ayahandaku, rasanya seperti sudah sampai ajalku....."

Sayyidina Umar dengan perasaan sedih berkata: "Wahai anakandaku, jika engkau bertemu Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam, sampaikan salamku kepadanya, katakan bahawa ayahandamu memukul dirimu sehingga kau mati."

Di saat yang semakin hiba ini Sayyidina Umar terus menyuruh Abu Muflih memukul lagi sebanyak sepuluh kali rotan. Setelah itu Abu Syahamah dengan kudrat yang semakin lemah berusaha memohon simpati kepada para hadirin: "Wahai sekalian sahabat Rasulullah, mengapa kamu tidak meminta pada ayahandaku supaya memaafkan aku saja?"

Kemudian salah seorang sahabat pun menghampiri Sayyidina Umar dan berkata: "Wahai Amirul Mukminin, hentikanlah pukulan atas anakmu itu dan kasihanilah dia." Sayyidina Umar dengan tegas berkata: "Wahai sekalian sahabat Rasulullah, apakah kamu tidak membaca ayat Allah dalam surah an-Nuur ayat 2 yang tafsirnya: "Jangan kamu dipengaruhi kasihan belas pada keduanya dalam menjalankan hukum Allah." Mendengar penjelasan Sayyidina Umar itu, sahabat Rasulullah pun diam tidak membantah, sementara itu Sayyidina Umar terus memerintah Muflih memukul sepuluh sebatan lagi. Akhirnya Abu Syahamah mengangkat kepala dan mengucapkan salam dengan suara yang sangat kuat sebagai salam perpisahan yang tidak akan berjumpa lagi sehingga hari kiamat.

Kemudian berkata Sayyidina Umar: "Wahai Muflih, pukullah lagi sebagai menunaikan hak Allah." Muflih pun meneruskan pukulan untuk ke seratus kalinya.

"Wahai Muflih, cukuplah pukulanmu itu," perintah Sayyidina Umar apabila melihat anaknya tidak bergerak lagi. Setelah itu Sayyidina Umar mengisytiharkan: "Wahai sekalian umat Islam, bahawasanya anakku Abu Syahamah telah pergi menemui Allah." Mendengar pengumuman itu ramailah umat Islam datang ke masjid sehingga masjid menjadi sesak. Ada di antara mereka sedih dan terharu, malah ramai yang menangis melihat peristiwa tersebut.

Menurut sumber lain, daripada Kitab Sirah Umar bin al-Khattab al-Khalifatul Rasyid umumnya masyarakat berpendapat kematian Abu Syahamah adalah disebabkan oleh pukulan rotan ayahnya sendiri Sayyidina Umar Radhiallah 'Anhu. Setelah selesai jenazah Abu Syahamah dikebumikan, pada malamnya Ibnu Abbas Radhiallahu 'Anhuma bermimpi bertemu dengan Rasulullah Sallalllahu 'Alaihi Wasallam yang wajah baginda seperti bulan purnama, berpakaian putih dan Abu Syahamah duduk di hadapan baginda dengan berpakaian hijau. Setelah itu Rasululah Sallallahu 'Alaihi Wasallam berkata: "Wahai anak bapa saudaraku, sampaikan salamku pada Umar dan beritahu kerpadanya bahawa Allah telah membalas setiap kebajikannya kerana tidak menyepelekan hak Allah dan suatu kebahagiaan baginya sebab Allah telah menyediakan baginya beberapa mahligai dan beberapa bilik di dalam Jannatun Na'im. Bahawa sesungguhnya Abu Syahamah telah sampai pada tingkatan orang-orang yang benar di sisi Allah Yang Maha Kuasa.

Comments

  1. salam solid and salam kenal balik sob..

    Follow sukses !!

    ReplyDelete
    Replies
    1. thanks mas brow....salam solid juga dah...

      Delete
    2. kisah yang sangat inspirasional.. kemarin saya download filmya gratis di sini http://omar.collectionfree.com dan nonton sampai habis. sunggu umar bin khattab merupakan seorang pemimpin yang tegas dan berani..

      Delete
  2. umar bin khatab lelaki kuat yang ditakuti oleh syetan.

    ReplyDelete
  3. saya minta tolong di beritahu,dari mana sumber cerita ini di dapat.jika dari hadits tolong sebutkan derajat hadits itu dan jalan periwatan hadits ini ,saya tidak ingin tersesat setelah membaca cerita ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sesat? easy hep..!!!
      Hadits? ini jaman khalifah, jadi jelas bukan dari hadits....
      Jujur saya copas kisah ini dari link sumber, yang saya lupa link sumbernya :D

      tapi dalam kisah ditas disebutkan bahwa kisah ini terdapat dalam Kitab Sirah Umar bin al-Khattab al-Khalifatul Rasyid.....kalo ente masih ragu silah cari di kita tersebut.....

      Ou ya, kisah ini tidak membahas masalah akidah islam,,,,jadi seandainya kisah ini pun tidak benar adanya,,,,,jadi bukan larinya ke SESAT.....kaget saya tadi ente bilang takut sesat hep...

      Delete
    2. sebaiknya seblum nertany lebih baik direnungkan dulu jangan terjebak dengan pertanyaan nya sendiri, mengapresiasi apa yg dicontohkan dan membuang jauh berprasangka buruk..karna itu gak baik dan cenderung jadi kesesatan.
      wassalam....lam kenal bro

      Delete
    3. @admin: Terimakasih atas kisah yang sangat berharga ini...

      @anonymous atas : Kalau mau kisah yang lengkap, baca saja kitab Tanqihul Qoul, hal 41-44...

      Delete
    4. aku pun py buku y alhamdulillah sama cerita y wlaupun artikel di cerita ni sedikit singkat,, "rasullah bersabda "sekira y ada utusan nabi lg setelah ku tentu umar adalah penerus ku" umar bin khattab is my idol

      Delete
    5. terimakasih udah sempetin komen kang Anon

      Delete
  4. Replies
    1. alhamdulillah...terima kasih juga buat kunjungannya Kang azmi

      Delete
  5. merinding saya baca kisah ini,betapa adil dan bijaksananya Umar bin Khattob seabagai pemimpin menjatuhkan hukuman.subhanalloh

    ReplyDelete
  6. Subhanalloh merinding saya baca kisah ini,betapa adil dan bijaksananya Umar bin Khattab...trimaksih

    ReplyDelete
  7. keren..kisahx muantap..aku suka umar bin khattab..

    ReplyDelete
  8. subhanallah.. untung abu syahamah tobat,,,,

    ReplyDelete
  9. senang bisa baca kisah umar bin khattab...
    http://www.filmumarbinkhattab.com/

    ReplyDelete
  10. Assalamu'alaikum
    Na'zubilahmin zhalik.Astagfirullahal adzim
    Saya sangat mengagumi para Ahlul Bait.salah satunya Khalifa Umar ibn Khatab.hingga saya seringa meyelusuri Biografi2 Ahlul Bait.Namun Hal yg seperti ini tidak perna saya dengar dalam catatan sejarah Islam.
    yg saya ketahuai Khalifa Umar Ibn Khatab yg di beri gelar Al-Faruq(pemisah antara hak &Batil dari Rasulullah Salaullahu a'laihi wasalam.terkenal dengan ketegasan,keberanian,shalih,zuhud jg Wara' .dan begitupula degan anak2 beliau.
    "Berhati hatilah wahai kaum mukmin,sesungguh ini bisa menimbulkan fitnah & Fitnah itu sudah mendekati kita.

    ReplyDelete
  11. Subhaanallaah... Smg menemukan pemimpin Negri ini spt beliau.
    Seblm membaca kisah ini, sy sempat membaca kisah Umar bin Khathab yg sy curigai version syi'ah, krn disana dí ceritakan bhw Umar adl dalang terbunuhnya cucu Rasulullaah SAW. Gregetan membacamya, apalagi disitu ditulis bacaan khusus mu'allaf. Kasihan saudara2 kita yg sdg mencari kebenaran...

    ReplyDelete
  12. @Yeyen said "berhati-hatilah, ini bisa menimbulkan fitnah, dan fitnha itu sudah dekat...

    Terus terang saya salah satu pengagum Khalifah Umar, apalagi setelah menonton filmnya :D Bagian mana dari kisah di atas yang merupakan fitnah.....bukankah kisah ini bercerita tentang ketegasan beliau,,,yang tidak pandang keluarga sekalipun, harus menegakkan hukum Allah......jangan2 anda belum baca lagi....

    fitnah itu sudah dekat? kita sudah berada di jaman fitnah...kata siapa lagi dekat....hati2 kang, orang yang tidak melihat fitnah, yang tidak sadar sedang berada di dalam fitnah....bisa musnah

    ReplyDelete
  13. maaf, penceritaan itu adalah Palsu semata-mata!!!
    cerita karut-marut ini adalah dipastikan bahawa rekaan Syiah dalam memburukkan Umar Al-Khattab dalam diam..
    Abu Syahamah adalah manusia tidak dikenal pasti identitinya.
    tiada seorang pun anak saidinan umar yang bernama abu Syahamah..
    untuk bermuzakarah dan bersahabat, mohon mesej saya di alamat email berikut..:
    nikmat_429@yahoo.com

    ReplyDelete
  14. HAMBA ALLAH.... benar atau tidaknya hanya Allah yg tahu tapi kita juga sebagai manusia wajib mencari tahu kebenarannya. namun apapun adanya cerita ini ambil sisi baiknya dan buang sisi buruknya karena Umar tetaplah Umar yaitu salah satu manusia yg telah di jamin masuk surga. Allah yg maha tahu. kewajiban kita hanya tetap mencintai dan menghormati smua yg berjuang di jalan Allah. trutama sahabat2 Nabi Muhammad saw , jangan pernah terpecah belah.

    ReplyDelete
  15. sy kok simpel aja ya...tdk melihat dr kisah sesat atau tdkx,fitnah atau bkn.tapiii kita bayangkan sj balasan dr dosa yg kita lakukan.teriris pisau sj begitu sakitx...gmana dgn anak khalifah umar??wow.apalagi jk dosa kita dibalas di akhirat kelak??naudzubillahi minzalik.
    trm kasih tukisanx..tdk usah kita sling mnyalahkan,cari cetmin sj n intropeksi diri..

    ReplyDelete
  16. @yuyu, sebenarnya itu yang ingin saya tegaskan, terlepas kisah ini seandainya tidak benar, ada palajaran yang bisa kita ambil,,,,dan saya ini juga tidak mencorang nama baik Khalifah Umar,,,malah ini semakin membuat kita kagum akan sosok beliau....

    ReplyDelete
  17. Dapat menginspirasi para pemimpin digeri ini jika mereka mau bertindak
    adil.

    ReplyDelete
  18. "Suatu mlm umar ra. sedang berjalam berkeliling kampung, beliau melihat seorang ibu sedang memasak,di belakangnya anak2nya sedang menangis, waktu itu umar ra. yang menjabt sebagai khalifah, umar ra. bertanya kepada ibu tsb, "apa yang kau masak?"
    Ibu itu menjawab "hanya batu ,untk embuat anaku tidak menangis karna lapar,agar dia berfikir aku sedang memasak makanan untk mereka,..

    Nah bang kiral,punya cerita itu ga? Saya dulu pernah baca,tp lupa buku apa n aga lupa juga ceritanya,, :
    Tolong donk. Saya udah cari gaada, saya pengen baca lg, cerita itu sempet bikit saya nangis
    Thx.

    ReplyDelete
  19. Umar bin khottab idolaku.
    Smoga bisa jumpa beliau diakhirat nanti.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

10 Cara Efektif Mencegah Tawuran antar Pelajar

Kisah ABG SMA

Nasihat Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani