10 Cara Efektif Mencegah Tawuran antar Pelajar
Tragisnya generasi negeri tercinta ini, bukannya prestasi mereka yang terdengar riuh dipemberitaan media media, akan tetapi TAWURAN ANTAR PELAJAR, pelajar SMA, SMP, bahakan siswa SD, yang lebih memalukan banyak juga tawuran yang terjadi antar mahasiswa [PARAH], antar fakultas satu almamater.
Saya bisa bilang ada sedikit kata wajar seandainya pertikaian [bahasa lain dari tawuran] terjadi antar desa, dusun, atau antar SUKU, seperti yang juga tidak kalah marak di berbagai stasiun tv saat ini, karna saya yakin sebagian besar dari mereka adalah [mohon maaf] orang awam dan tidak berpendidikan dan lebih mudah terpropokasi. Sedangkan kita....
Di sekolah, di kampus, kita diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan etah itu ilmu agama, pancasila, dan beberapa mata pelajaran sosial lainnya yang saya rasa jika kita amalkan, tidak akan pernah ada istilah yang namanya TAWURAN PELAJAR.
Terus,,apa yang salah dengan pola pendidikan kita? Apa yang salah dengan linkungan kita, Apa yang salah dengan negeri ini, bangsa ini, sehingga seakan semua ilmu yang kita timba di sekolah sekolah seperti hilang tak berbekas atau Apakah guru-guru yang menjadi panutan kita dulu doyan tawuran juga? entahlah....
Berikut adalah 10 Cara Efektif Mencegah Tawuran antar Pelajar, saya ambilkan dari berbagai sumber, pengalaman dan pengamatan mendalam dalam masalah ini.
- Bekali diri dengan pengetahuan agama sebanyak-banyaknya. Di sekolah memang kita diajarkan juga pelajaran Agama, tapi spaling lama 2 jam seminggu, belum dibarengdi dengan maen-maen, dan juga pelajaran Agama disekolah lebih terfokus ke Nilai akhir ketika ujian (ahlak mah jauh), mungkin karna faktor inilah (kurangnya kesadaran beragama para siswa ) yang membuat para pelajar tidak punya pegangan untuk bisa menahan diri dalam pergaulan antar siswa. Ini juga bisa menjadi pesan serius untuk para orang Tua, untuk jangan hanya mengarahkan anak anak mereka untuk berprestasi dalam pelajaran-pelajaran dunia saja, akan tetapi harus diimbangi dengan prestasi ahlak dan budi pekerti dengan mengarahkan anak anak mereka untuk belajar agama di luar waktu sekolah
- Pengawasan orang Tua. Tidak perlu menyewa intelegen khusus untuk melakukan tugas ini. Dengan menjalin komonikasi yang baik dengan anak, saya yakin sudah cukup membentengi anak dari pengaruh negatif lingkungannya.
- Mengikuti kegiatan tambahan di sekolah. Mengikuti kegiatan kegiatan luar sekolah saya kira sangat ampuh untuk menyalurkan energi berlebih pada diri siswa. Jika boleh kasih saran sama orang tua [jika ada yang kebetulan baca] masukkan anak-anak anda ke kegiatan luar sekolah seperti Bela Diri, bukan untuk mengajar mereka berkelahi (walaupun sebenarnya wajib diajarkan), akan tetapi menurut pengalaman saya pribadi, semakin pinter seseorang berkelahi, semakin ingin mereka menjauhi perkelahian tersebut. Cerita dikit, saya belajar bela diri sudah hampir 10 tahun lamanya, tepatnya beladiri kung fu, tapi semakin lama saya belajar, saya semakin takut untuk terlibat dalam perkelahian, terutama perkelahian fisik, begitupun juga dengan sifu sifu saya, mereka nyaris tidak pernah ikut perkelahian, walaupun ada beberapa tapi sebatas pembelaan diri saja. Dan saya kira jika anda sudah pernah belajar beladiri (bukan yang setengah setengah, karna biasanya yang belajar setengah setengah sering membuat ulah) anda sudah faham akan hal tersebut, karna ILMU PADI berlaku juga di sini.
- Jangan mudah terprovokasi. teliti, cermati dan gali setiap informasi yang kita dengar, dan kita lihat, sebelum mengambil tindakan terhadap permasalahan tersebut.
- Pengawasan sekolah. Sekolah bisa saja membuat aturan aturan khusus kepada siswanya untuk bisa meminimalisir terjadinya ketegangan siswa antar sekolah, Terutama buat sekolah sekolah yang jaraknya berdekatan.
- Hindari nongkrong habis pulang sekolah. Nongkrong habis pulang sekolah sering menjadi pemicu awal terjadinya pertikaian antar sekolah. Jika suatu kelompok siswa bertemu dengan kelompok siswa dari sekolah lainnya, rentan sekali terjadi gesekan gesekan yang bisa memicu tawuran antar pelajar.
- Jalin silaturrahmi antar sekolah, bisa dengan cara mengadakan pertandingan pertandingan olah raga antar sekolah. TAPI..........Perlu menjadi catatan, sangat tidak di anjurkan melakukan pertandingan antar sekolah untuk oleh raga yang bersentuhan langsung dengan para pemainnya, seperti sepak bola contohnya, karna menurut pengalaman, berawal dari cidera pemain yang tersenggol pemain lawan, timbul ap-api dendam dalam diri siswa untuk melanjutkan pertandingan tersebut ke arena tawuran.
- Pesan untuk pemerintah daerah. Pembangungan sekolah sekolah jangan sampe terlalu berdekatan lah, supaya tidak mudah terjadi gesekan antar pelajar nantinya.
- Awasi kendaraan yang digunakan Siswa. Pengalaman, kenalpot motor siwa banyak yang suaranya membludak memekakkan telinga (maklum jiwa alay masih sangat kuat ) dan ketika yang mpunya motor melewati kawanan siswa dari sekolah lain, sering ada yang tersinggu (padahal cuman lewat doang) dan dari sana juga sering timbul pertikain.
- Pengaruh Film, Sinetron dan berbagai tontonan tentang kekerasan. Bahkan pemberitaan tentang tawuran pelajar juga bisa menjadi pemicu tawuran itu sendiri. Kita tahu bahwa umur sd, smp, dan sma, umurnya anak-anak yang suka ikut-ikutan. Sebijaknya pihak-pihak yang terkait memperhatikan masalah ini secara serius
Wassalam....
Selalu luar biasa penyajian materinya, lengkap dan mantap.
ReplyDeleteBtw judulnya sasak banget, efektif ditulis efektip, asli dah ini lidah sasak. LOL.
Salam soid bang.
thanks buat kunjungannya kang khaerul....tentu juga buat koreksinya....:D
DeleteWihh...project Lu lebih lengkap sob !!
ReplyDeleteah biasa aja Masbrow....temen2 tuch banyak yang jauh lebih lengkap
DeletePada intinya memang pengendalian diri musti kuat. Manajemen emosinya juga perlu nih >,<
ReplyDeleteanak-anak labil kn biasanya justru lebih sensitif, gampang terprovokasi dan ujung-ujungnya ketularan.
bener tuch,,,selain faktor linkungan, selebihnya kembali ke masing2 individu,
DeleteNah pertama memang agama, dan peranan orang tua yang penting. Siplah..
ReplyDeleteyup...kalo agama udah kuat, orang tua mantap...gimanapun galau linkungan, dak bakalan ngaruh :D
Deletesebenarnya banyak para aktivis tawuran ini lebih ke arah provokasi. Karena temannya di ejek terus langsung ikut-ikutan untuk bantu temannya balas dendam. Padahal mungkin dalam hatinya gak pengen ikut tawuran. Tapi, hanya karena 1 kata "Setia Kawan".
ReplyDeleteMereka banyak yang salah mengartikan kata "Setia Kawan" tersebut.
salam solid dan salam amburadul
salam solid juga Bang Oi
Deletebener tuch termakan kata "setia kawan" pemuda SMA/SMU
wah2, tips-tips nya bagus dan sangat solutif..
ReplyDeletesemoga gak ada lagi tawuran deh
salam solid
^^
semoga saja bang Amri...mari kita sama2 berdoa
DeleteAgak susah juga kalo dari diri sendiri belum ada keinginan buat berubah atau berhenti tawuran. Apalagi akhir - akhir ini image seorang badboy jauh lebih keren dan menawan dibandingkan org baik - baik. Luar biasa memang efek pencitraan... Hahahaa (salah fokus)
ReplyDeleteDilihat dari hukum sebab akibat. Tidak akan ada tawuran (akibat) jika tidak ada yang memulai (sebab). Jadi kenapa seseorang berkeinginan untuk memulai percekcokan, contohnya mengejek duluan...?? karena bersikap brengsek (mencakup temperamental, sombong, dll) terkesan begitu keren bagi sebagian orang. *kabur dengan elegan*
Gitu ya May...berarti tampang ane selama ini yang baik, kalem, berwibawa dan tampan dak kerren tuch...:D waduh
Deletewa'alaykumussalaamuwarohmatullohi wa barokaatuh :v
ReplyDeletecara mencegah selanjutnya adalah dengan cara dikasih arena pertarungan derajat, seperti tae kwondo 1 vs 1... heu... di tournamentkan antar sekolah. :D kan bisa jadi manfaat tuh... maaf kalo oot :3
bener tuch Kaze....energi berlebih harus tersalurkan ke tawuran positif gitu...
Deletehuuh kang! sipz
DeletePentingnya pendidikan agama ( ISLAM )sejak dini...^_^
ReplyDelete# Annisa Muslima
setuju Neng Annisa...
Deletekok pake Anonymous!!!
pengawasan orang tua itu memang penting o^ob
ReplyDeletekalo lihat seluk beluknya, ternyata pelaku-pelaku tawuran itu banyak yang berasal dari broken home, atau pun yang kurang perhatian daro orang tua.
sehingga mereka mengekspresikan emosi mereka dengan tawuran.
suka banget dengan tips-tipsnya :Db
salam solid!
thanks ya ZA hanabishi....
Deleteya linkungan yang nyaman dirumah dan pengawasan prang tua yang baik tentu akan membuat diri seorang pelajar tidak akan meudah terjebak kedalam tawuran siswa....
damilah antar sesama pelajar tawuran gak ada gunanya ingat orang tua mu susah payah buat nyekolahin anak anak nya! ( BHIZER 89 CINTA DAMAI ! )
ReplyDeleteBagus Banget Nuhun...
ReplyDeleteNuhun Pisan Jawabana....
ReplyDelete