Merayapi Jalan Pulang
Apakah rasa perih ini adalah sebuah kesalahan,
menggengam tajam pisau, tapi enggan ku lepaskan
menelan bara Api, tapi tak pernah kumuntahkan.
Apakah bahagia ini pantas dirayakan
karna setiap tawa yang didengarkan
membisikkan tangis, pedih tak terlupakan.
“Aku akan pergi”
Kerap ku katakan, tapi engkau lihat
aku masih diam, hening, tak beranjak
menatapmu,..
seakan peduli, aku menangisi setiap lukamu
seakan mengerti, seakan tulus menyanyangi
kupenjarakan hati di dunia suci milikmu
aku memang seharusnya disana sekarang
menjelma rembulan pemecah malam
atau menjadi mentari, penerang siang
Tapi, Bagaimana jika ku katakan, bahwa aku benar-benar hilang
Barangkali tersesat
tidak di malam, tidak juga di siang.
Bagaimana aku merayapi jalan pulang?
menggengam tajam pisau, tapi enggan ku lepaskan
menelan bara Api, tapi tak pernah kumuntahkan.
Apakah bahagia ini pantas dirayakan
karna setiap tawa yang didengarkan
membisikkan tangis, pedih tak terlupakan.
“Aku akan pergi”
Kerap ku katakan, tapi engkau lihat
aku masih diam, hening, tak beranjak
menatapmu,..
seakan peduli, aku menangisi setiap lukamu
seakan mengerti, seakan tulus menyanyangi
kupenjarakan hati di dunia suci milikmu
aku memang seharusnya disana sekarang
menjelma rembulan pemecah malam
atau menjadi mentari, penerang siang
Tapi, Bagaimana jika ku katakan, bahwa aku benar-benar hilang
Barangkali tersesat
tidak di malam, tidak juga di siang.
Bagaimana aku merayapi jalan pulang?
Comments
Post a Comment