Merayapi Jalan Pulang
Apakah rasa perih ini adalah sebuah kesalahan, menggengam tajam pisau, tapi enggan ku lepaskan menelan bara Api, tapi tak pernah kumuntahkan. Apakah bahagia ini pantas dirayakan karna setiap tawa yang didengarkan membisikkan tangis, pedih tak terlupakan. “Aku akan pergi” Kerap ku katakan, tapi engkau lihat aku masih diam, hening, tak beranjak menatapmu,.. seakan peduli, aku menangisi setiap lukamu seakan mengerti, seakan tulus menyanyangi kupenjarakan hati di dunia suci milikmu aku memang seharusnya disana sekarang menjelma rembulan pemecah malam atau menjadi mentari, penerang siang Tapi, Bagaimana jika ku katakan, bahwa aku benar-benar hilang Barangkali tersesat tidak di malam, tidak juga di siang. Bagaimana aku merayapi jalan pulang?